Relasi Buntet Pesantren Dengan Tebu Ireng, Lirboyo dan Krapyak.

Cirebon– Sebagai salah satu pesantren tertua di Indonesia, peran Buntet Pesantren tidak hanya membentuk kehidupan keagmaan yang lebih baik dengan mendidik para santri menjadi ulama, melainkan juga turut aktif dalam pendirian beberapa pesantren di Indonesia. Kehadiran kiai-kiai Buntet sangat penting dalam pendirian dan juga pengembangan banyak pesantren.

Menurut Kiai Farid Wajdi, pengasuh Pondok Pesantren An-Nur, Buntet Pesantren, diantara pesantren yang dalam proses pendiriannya dibantu oleh kiai dari Buntet adalah Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang dan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

 

“Kiai Abdul Jamil dari Kiai Said dari Gedongan, keduanya membantu Kiai Munawwir dalam membangun pesantren” jelasnya.

 

Kiyai Farid menambahkan, Kiai Abdul Jamil membangun masjid dan Kiai Said membangun pondok. Bahkan, Kiai Murtadho, salah satu anak Kiai Said dan juga menantu Kiai Abdul Jamil menjadi santri pertama. Awalnya, Kiai Munawwir hendak mendirikan pondok di sekitar Kauman, tetpai oleh Kiai Abdul Jamil dilarang dan dicarikan lokasi baru yang sekarang ini. Tanpa kedua kiai tersebut, mungkin tidak ada pondok pesantren Krapyak.

Lebih lanjut, Kiai Farid juga mengatakan bahwa Pondok pesantren Tebuireng, Jombang. Kiai Abdul Jamil adalah salah satu kiai yang memerintahkan Kiai Hasyim Asy’ari membuka pondok pesantren.

Setelah pondok berdiri, ternyata banyak sekali gangguan dari para preman sekitarnya. Hampir tiap hari santri dan pondok mendapat gangguan, baik fisik dan non-fisik. Kiai Abdul Jamil pun mengirim Kiai Abbas, anaknya dan beberapa kiai dari Cirebon untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kehadiran Kiai Abbas dan beberapa kiai membuat pesantren menjadi aman dan proses pendidikan berjalan kembali. Para preman tersebut diajak duel oleh Kiai Abbas dan para kiai lainnya. Satu persatu para preman dikalahkan dan tidak berani mengganggu pondok pesantren Tebuireng.

Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Kiai Abdul Jamil dan Kiai Abbas sangat berperan penting dalam pendirian pondok tersebut. Bahkan sebagai dukungan, putra-puta Kiai Abbas belajar di pesantren tersebut, sebagai salah satu santri perintis. Tanpa kehadiran putra Kiai Abbas, mungkin Pesantren Lirboyo harus berjuang lebih keras dalam meyakinkan masyarakat sebagai tempat belajar yang baik. Bahkan, salah satu cucu Kiai Said dan juga cucu Kiai Abdul Jamil, yakni Kiai Mahrus Aly menjadi menantu kiai di Lirboyo dan mengembangkan dan memajukan Pesantren Lirboyo.

Kiai-kiai Buntet juga membantu pendirian pondok pesantren yang diasuh oleh Kiai Zubair, ayah dari Kiai Maimun Zubair.

Menurut Kiai Farid, belum menghitung peran Buntet Pesantren dalam pendirian pesantren-pesantren yang lingkupnya kecil.

Selain membantu pendirian pesantren, Buntet Pesantren juga, melalui anak turunannya dan santrinya mendirikan pesantren di banyak tempat. Di Subang, Kiai Ushfuri adalah salah satu santri Kiai Mustahdi Abbas,

Di Banten, Kiai Mufassir dan putra-putranya membangun pondok pesantren dan menjadi salah satu pilihan utama masyarakat Banten dalam menitipkan anak-anaknya. Kiai Mufassir adalah menantu dari Kiai Abdullah Abbas.

Selain membantu pendirian pesantren, kiprah Buntet Pesantren adalah dalam bangunan keagamaan. Buntet menjadi salah satu pesantren yang aktif, bahkan menjadi sentral, dari Tarekat Tijaniyah. Tanpa Kiai Abbas, Kiai Anas, Kiai Akyas mungkin tarekat tijani tidak akan besar seperti sekarang ini.

Selain itu, Kiai Buntet Pesantren juga yang memprakarsai MTQ (Musabaqoh Tilawatil Qur’an) atau perlombaan membaca Al-Qur’an dengan cara dilagu, sehingga terdengan lebih syahdu. Bahkan, Kiai Zen adalah salah satu juara dalam MTQ pertama kali diselenggarakan.

Reporter: M. Qomaruddin 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

nine − nine =