Ulama sebagai Aktor intelektual Perlawanan terhadap Penjajahan

KH.Abas Abdull Jamil komandan Perang 10 November dengan Julukan Macam dari Cirebon

Lanjutan Ke -2

Bagi sebagian orang yang diketahui ulama hanya sebagai penasehat dalam melakukan perlawanan terhadap penjajahan yang ada di bumi Nusantara . Tetapi sesungguhnya Ulamalah  sebagai aktor intelektual dibalik berbagai perlawanan terhadap penjajahan yang berlangsung ber abad-abad .

 

Kita ambil contoh perlawanan ulama dengan angkatan perang ada pasukan yang kuatyang dibentuk oleh para ulama seperti pasukan Hizbullah dan lain lain. Tentu masih kita ingat bahwa perang 10 November di Surabaya yang lebih terkenal dengan nama Resolusi Jihad NU aktor intelektual utamanya adalah KH.Hasyim As’ari yang mengatur strategi dan menghimpun pasukan dari ulama dan santri .

 

Hal itu berangkat dari ketidak berdayanya pemerintah pada waktu itu, saat Sukarno sebagai presiden kebingungan harus berbuat apa dalam melawan sekutu. Karena secara kalkulasi kekuatan militer Indonesia pasti kalah melawan  enam ribu pasukan sekutu dengan persenjataan lengkap.

 

Maka berdiskusi lah Soekarno dengan panglima besar jendral Sudirman atas saran jendral Sudirman agar Soekarno meminta nasehat KH.Hasyim As’ari. Maka berangkatlah sokarno meminta fatwa KH.Hasyim As’ari yang hasilnya hukum membela tanah air adalah Fardu ain bagi setiap orang Islam di Indonesia. Bagi setiap muslim yang berjarak radius 94 KM dari pusat pertempuran wajib ikut berperang.

 

Pada perang 10 November 1945 di Surabaya KH. Abas Abdul Jamil Buntet Cirebon yang menjadi komandan perang dengan mandat dari KH.Hasyim As’ari.

 

Perang inilah yang menjadi penentu keberadaan Indonesia saat ini. Dalam pandangan Saya jika tidak perlawanan perang terhadap pasukan sekutu pada 10 November 1945 maka belum tentu hari ini kita sudah merdeka …

 

Dibidang ekonomi dengan didirikannya serikat dagang Islam (SDI) dengan penasehat adalah KH.R.Asnawi Kudus ini menunjukkan bahwa lagi -lagi Ulama menjadi aktor penting dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah dan semua sektor perlawanan dipimpin oleh ulama.

 

Harus diketahui pula sebelum negara ini ada semua aturan hukum diatur oleh hukum ilmu pengetahuan yang dimiliki ulama dengan bersumber pada Al Qur’an, hadis ijma’ dan Qias. Masyarakat bisa membaca dan memiliki pengetahuan berangkat dari perjuangan ulama yang tanpa pamrih .

 

Sebab ulama ada disetiap kampung dan pelosok desa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa pada waktu itu yang berada dalam penjajahan.

Bagi sebagian orang yang diketahui ulama hanya sebagai penasehat dalam melakukan perlawanan terhadap penjajahan yang ada di bumi Nusantara . Tetapi sesungguhnya Ulamalah sebagai aktor intelektual dibalik berbagai perlawanan terhadap penjajahan yang berlangsung ber abad-abad .

Kita ambil contoh perlawanan ulama dengan angkatan perang ada pasukan yang kuatyang dibentuk oleh para ulama seperti pasukan Hizbullah dan lain lain. Tentu masih kita ingat bahwa perang 10 November di Surabaya yang lebih terkenal dengan nama Resolusi Jihad NU aktor intelektual utamanya adalah KH.Hasyim As’ari yang mengatur strategi dan menghimpun pasukan dari ulama dan santri .

Hal itu berangkat dari ketidak berdayanya pemerintah pada waktu itu, saat Sukarno sebagai presiden kebingungan harus berbuat apa dalam melawan sekutu. Karena secara kalkulasi kekuatan militer Indonesia pasti kalah melawan enam ribu pasukan sekutu dengan persenjataan lengkap.

Maka berdiskusi lah Soekarno dengan panglima besar jendral Sudirman atas saran jendral Sudirman agar Soekarno meminta nasehat KH.Hasyim As’ari. Maka berangkatlah sokarno meminta fatwa KH.Hasyim As’ari yang hasilnya hukum membela tanah air adalah Fardu ain bagi setiap orang Islam di Indonesia. Bagi setiap muslim yang berjarak radius 94 KM dari pusat pertempuran wajib ikut berperang.

Pada perang 10 November 1945 di Surabaya KH. Abas Abdul Jamil Buntet Cirebon yang menjadi komandan perang dengan mandat dari KH.Hasyim As’ari.

Perang inilah yang menjadi penentu keberadaan Indonesia saat ini. Dalam pandangan Saya jika tidak perlawanan perang terhadap pasukan sekutu pada 10 November 1945 maka belum tentu hari ini kita sudah merdeka …

Dibidang ekonomi dengan didirikannya serikat dagang Islam (SDI) dengan penasehat adalah KH.R.Asnawi Kudus ini menunjukkan bahwa lagi -lagi Ulama menjadi aktor penting dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah dan semua sektor perlawanan dipimpin oleh ulama.

Harus diketahui pula sebelum negara ini ada semua aturan hukum diatur oleh hukum ilmu pengetahuan yang dimiliki ulama dengan bersumber pada Al Qur’an, hadis ijma’ dan Qias. Masyarakat bisa membaca dan memiliki pengetahuan berangkat dari perjuangan ulama yang tanpa pamrih .

Sebab ulama ada disetiap kampung dan pelosok desa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa pada waktu itu yang berada dalam penjajahan.

Bersambung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 × 1 =